Puisi dan Cerpen

Bertambah Lagi

Posted on May 11, 2007. Filed under: Puisi dan Cerpen |

Tulisan kecil saat masih kuliah ……

_____________________________________________

 

Aku pikir dan aku rasakan bahwa ingatan milikku tidak pernah akan terhapus mengenaimu. Apalagi tentang hari ini, ketika engkau, yang aku tidak tahu bagaimana dan dimana, di saat kebahagiaan menjadi bertambah dewasa dan kesedihan karena supply of time yang mulai menurun, dan kesempatan mengikuti penurunan tersebut. Yah.., hari ini engkau berulang tahun dan merayakannya sendiri, sertidak-tidaknya tanpa kehadiran diriku, yang pernah menganggap dan dianggap sebagai teman. Kamu bertambah usia lagi, sobat, dan aku tidak berani mengucapkan apapun karena ketakutan. Mengapa aku takut untuk berhadapan? Karena engkau mulai terlihat lain, setidak-tidaknya mata hatiku melihat dan berkata demikian.

 

Tapi, ketika aku terpuruk di sini aku ingin sekali mengucapkan “Selamat Ulang Tahun, dan semoga penuh warna” Semoga senyuman manis kesayanganku tetap bersinar. Tetap memancarkan mutiara walaupun ia harus terbenam di dalam lumpur. Hadiah pemberianmu telah aku terima, yaitu ketenangan. Sedangkan aku, bingung untuk memberikan apa-apa, padahal kata-kata tulisan ini pun tak pernah berani aku kirimkan. Tapi, aku ingin engkau dapat merasakan bahwa aku sangat dekat saat ini.  

Dekat, sehingga aku dapat malu karena melihat bayangan diriku di matamu. Sehingga mampu mempertontonkan perubahan yang tidak perlu terjadi. Pernahkah aku berpikir dan merasa? Atau kamu juga? Ah, aku mulai terjebak dalam ketidaktahuan dan ketidakberanian untuk bertanya. Sedangkan kamu, juga melakukan demikian. Tapi, sudahlah. Yang terpenting adalah kebahagiaan hari ini. Tak perlu aku yang menjadi penyebab untuk menghalangi engkau menikmati hari ini. Menikmati kenikmatan pemberian Tuhan, karena diberi kesempatan untuk tetap bertahan sampai detik ini. Kesempatan untuk memberi warna dan mewarnai kehidupan, sehingga orang lain dapat merasakan hangatnya pelita kasih sayang yang terpancar.  

Begitu indahnya, ketika kita mampu berbuat dan berguna bagi orang lain. Tapi, janganlah engkau menjadi lilin,dan jadi lah matahari dalam memancarkan kehangatan tersebut. Kehangatan yang abadi tanpa mengurangi keadilan terhadap diri sendiri. Keadilan yang paling sulit untuk ditegakkan. Sudah terlalu lama kita tidak pernah memikirkan diri kita sendiri karena asyik melangkah. Paling tidak untuk diriku.  

Teman baikku, ingin sekali aku merebahkan kepalaku ke bahumu. Ingin sekali aku saat ini merasakan kesejukan itu kembali. Ingin sekali aku melupakan apa yang pernah terjadi sehingga aku menghilang dan ingin sekali aku membiarkan dirimu tersenyum, walaupun itu tidak melibatkan diriku. Cobalah bangun dan hirup lah udara pagi ini dalam-dalam, dan nikmati lah esok hari ketika usia dan tanggung jawab bertambah. Atau aku ingin sekali mendengar keinginan-keinginan mu, termasuk keinginan untuk ku. Keinginan yang sampai detik ini sangat sulit aku perkirakan. Tapi sudahlah, hari ini milikmu 

Tahukah engkau apa yang terbaik untuk dirimu saat ini? Engkau, sobat dekatku! 

 

 

Kober Depok, Medio 2000

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Kekasih

Posted on May 11, 2007. Filed under: Puisi dan Cerpen |

Satu lagi puisi waktu mahasiswa, saat masih jomblo. Ternyata masih renyah untuk diingat…. 🙂

 __________________________________________________

Kekasih…,

Jika aku boleh meminta

Izinkan aku memberi sedikit

Sedikit pemberian tentang kasih sayang 

Kekasih…,

Pernahkah terpikir olehmu tentang harapan

Secercah harapan tentang kebahagiaan

Bahagia dengan segala keteguhan 

Jika aku dapat bertanya

Kemanakah sang jiwaku hari ini?

Jiwa yang bersembunyi dalam kesejukan

Kesejukanmu, kekasih… 

Jika engkau dapat mendengar

Dengarlah keresahan rasa di balik ini

Rasa yang menggeletar

Dalam nyanyian rindu hati 

Kalau memang ketakutan lah  yang menjadi

Kalau memang kekhawatiran lah yang beranak pinak

Tentu lah bukan pemberian itu

Tentu lah bukan aku adalah engkau  

Rasanya engkau adalah bayanganku

Rasanya malu jika aku bukan lah engkau

Aku melihat diriku di dirimu

Dan ini bukan menjadi rasanya lagi 

Kekasih…,

Kalau lah ini memang lah jembatannya

Izinkan aku melewatinya

Dan menyebutmu, kekasih! 

30 September 2000

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Aku Tidak Tahu

Posted on May 11, 2007. Filed under: Puisi dan Cerpen |

Satu lagi puisi yang ditulis saat mahasiswa S1 …..

____________________________________________

Jika memang layak

Ingin sekali diizinkan

Seseorang yang rindu melepaskan

Segala keraguan dan kekaburan

Tak pelak kita selalu berada di persimpangan jalan

Dan enggan melangkahkannya

Memilih jalan dan menerobos ketidakpastian

Serta menarik resiko setiap nafas yang terbuat

Yah … bagaimana mungkin misteri terungkap

Ataupun kain robek tanpa penyebab

Dan kita lah yang tertuduh

Bahkan keterdiaman yang menyedihkan

Berulang kali dikau tersenyum bingung

Atau hanya menggerakkan bahu

Semakin sering pula aku menggelengkan kepala

Atas keterdiaman yang memarah

“Ketidaktahuan adalah kebahagian”

Begitu terus dikau dengungkan

Kemudian aku hanya sanggup berkata

“Aku tidak tahu bahwa aku tidak tahu”

Depok, 28 September 2000

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Keputusan-Keputusan

Posted on May 11, 2007. Filed under: Puisi dan Cerpen |

Puisi ini saya buat ketika masih mahasiswa S1…..

______________________________________

Bicaralah tentang kejujuran

Tentulah sulit kita nafikan kenyataan

Bicaralah tentang hati

Temukanlah keindahan kedalaman samuderanya 

Sudah sangat lama langkah ragu-ragu

Sering kekhawatiran membaur keyakinan

Dan saat ini, langkah mundur..

Bukan keputusan-keputusan 

Begitu sering kita terlempar-masuk

Terlalu nyaman keceriaan

Yang hanya menutup ketidakterbukaan

Dan mengulang ketidakjelasan 

Kita selalu berputar-putar pada arah ini…

Apakah tenaga kita tak cukup kuat untuk melepaskannya?

Ya, anggukan keyakinan hanya desiran

Selanjutnya, ia melayang terbang  

Dan kemudian, aku lah yang bertanya

Apakah ini keputusan-keputusan? 

Depok, 25 September 2000

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Rindu dan Kesunyian

Posted on May 10, 2007. Filed under: Puisi dan Cerpen |

Berapa kali kubasuhkan air bersih ke dahi yang terlalu lama berkerut
Tiba-tiba tertahan sudah tangan ku di kepala
Ah, air mata telah bercampur hingga tak terbedakan
Kurindukan rumah mungil tempat bercanda
Tepat di teras rumah, sembari melihat sembilun dimainkan

Betapa riangnya masa kanak-kanak…?
Betapa indahnya ketika ibunda mulai bercerita
Betapa rindunya aku kembali pulang….

Entahlah, kesunyian telah menyelimuti ramainya perantauan
Udara segar tanpa asap knalpot berlebihan, semakin sulit didapatkan
Oh…, angin pantai Matras seakan-akan berteriak memanggil
Seiring dengan panggilan pengabdian di halaman rumah sendiri

Tulisan sederhana ini lah yang akan kujadikan mantra
Doa-doa kecil untuk kesejahteraan dan kesabaran
Begitu jauhnya aku terpencil dari kabar-kabar indah
Namun, biarkanlah aku melangkah …
Dengan beban rindu yang hampir tak tertahankan

Jakarta, 12 April 2002

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...